Saat ini, salah satu sumber energi terbarukan yang paling banyak digunakan adalah tenaga surya. Bahkan, tidak sedikit jumlah hunian pribadi yang memanfaatkan panel tenaga surya rumah tangga atau PLTS Atap untuk kebutuhan listrik pribadi. Memangnya, bagaimana awalnya teknologi ini bisa berkembang hingga sekarang?
Berawal dari Ditemukannya Efek Photovoltaic
Bicara tentang panel tenaga surya, sebenarnya teknologi ini bukanlah hal yang benar-benar baru sebab kehadirannya telah ada sejak 1839. Saat itu Alexandre Edmond Bacquerel melakukan penelitian tentang pemanfaatan cahaya matahari menjadi energi. Akan tetapi, percobaan Bacquerel belum memberikan hasil memuaskan, bahkan sampai akhir hayatnya tiba.
Perjuangan Alexandre Edmond Bacquerel lalu diteruskan oleh Willoughby Smith yang akhirnya menemukan salah satu elemen photovoltaic, yakni selenium. Penemuan ini berhasil memunculkan harapan baru bahwa sinar matahari benar-benar bisa menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan.
Selenium dan Panel Tenaga Surya Pertama
Tidak berhenti pada Alexandre Edmond Bacquerel dan Willoughby Smith saja, beberapa peneliti lainnya juga turut andil dalam mengembangkan panel tenaga surya ini. Sebut saja William Grylls Adam dan Richard Evans Day (muridnya) yang mendemonstrasikan bagaimana selenium yang terkena cahaya matahari bisa menghasilkan energi listrik, meski jumlahnya masih sangat sedikit kala itu.
Penemuan tersebut kemudian dilanjutkan oleh Charles Frits yang menciptakan panel surya berbahan selenium dengan balutan sedikit emas. Sayangnya, temuan Frits hanya bisa menghasilkan energi listrik dengan efisiensi kurang dari 1%. Itu berarti bahwa alat yang ia hasilkan belum bisa dipakai atau diaplikasikan dalam skala yang lebih luas.
Teknologi Panel Surya Akhirnya Dipatenkan
Kendala tentang efisiensi panel surya yang masih menghalangi penemuan oleh tokoh-tokoh sebelumnya kemudian berakhir pada Russel Ohl. Sekitar tahun 1941 dirinya berhasil menciptakan panel tenaga surya dengan tambahan bahan silikon sebagai semikonduktor. Bahan tersebut terbukti bisa menghasilkan energi listrik dari cahaya matahari secara lebih efisien.
Penemuan Russel Ohl ini sekaligus menjadi momen pematenan panel surya. Hingga kini, model panel tenaga surya itulah yang kita kenal. Alasannya tidak lain karena efisiensinya cukup baik untuk menangkap dan menyimpan sinar matahari kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang bisa digunakan sehari-hari.
Biaya yang Dibutuhkan Semakin Berkurang
Selain Russel Ohl, masih ada beberapa tokoh pengembang panel surya berikutnya, misalnya Calvin Souther Fuller, Daryl Chapin, hingga Gerald Pearson. Namun, teknologi ciptaan mereka bahkan masih bisa dikatakan terlalu mahal untuk diaplikasikan oleh masyarakat pada saat itu. Sampai akhirnya Universitas Delaware menginisiasi pembuatan Solar One.
Solar One temuan para peneliti dari Universitas Delaware ini kemudian memikat perhatian banyak pihak di Amerika Serikat. Pasalnya, panel surya bukan lagi berbentuk seperti bangunan, melainkan bisa diimplementasikan di atas atap rumah-rumah sehingga semakin hemat biaya dan ruang.
Bersamaan dengan hal itu, sekitar tahun 1970-an, seorang bernama Dr. Elliot Berman dari Amerika berhasil membuat harga panel surya yang awalnya 100 USD per watt menjadi 20 USD saja. Inilah yang melatarbelakangi kemunculan industri-industri PLTS Atap sampai sekarang sebab nilainya sudah terjangkau dan dinilai menjadi jawaban atas krisis iklim yang melanda dunia.
Panel Surya di Masa Sekarang
Penemuan dan pengembangan panel surya tak pernah berhenti sedikit pun. Bahkan, kini sudah dikenal berbagai inovasi dari panel tenaga surya yang bisa Anda temukan bukan hanya di atap-atap rumah, melainkan juga di kendaraan bermotor maupun di perangkat elektronik seperti drone.
Di tengah kondisi krisis iklim yang kian mengancam, potensi tenaga surya yang bisa dimanfaatkan menjadi energi listrik tentunya terlihat begitu menarik. Belum lagi, perkembangan sentiasa dilakukan supaya dapat menciptakan produk yang efisien dan tetap terjangkau.
Ternyata, PLTS sudah mulai dikembangkan sejak lama, ya! Bahkan, hingga saat ini teknologi panel tenaga surya masih terus dikembangkan agar biaya pemasangannya bisa lebih terjangkau dan listrik yang dihasilkan lebih efisien.
Nah, jika Anda jadi tertarik untuk memasang PLTS Atap di rumah, cari saja jasa pemasangan terdekat dari wilayah Anda melalui website SolarHub! Anda juga bisa menghitung kapasitas panel surya dengan kalkulator surya SolarHub. Mari cintai bumi dengan gunakan PLTS Atap!
Referensi:
https://jasatirtaenergi.co.id/2022/03/08/matahari-di-sepanjang-sejarah-panel-surya/
https://m.icasolar.com/support/blog/sejarah-energi-surya