Percepatan peralihan ke energi terbarukan, termasuk energi surya, sangatlah penting untuk meminimalisir dampak dari krisis iklim secara global. Itulah mengapa pemerintah Indonesia dan negara-negara lainnya terus menggalakkan program yang mengajak masyarakat beralih menggunakan energi terbarukan, seperti panel surya untuk kebutuhan listrik sehari-hari. Sayangnya, ada saja hambatan yang menyebabkan penerapan energi terbarukan tersebut tidak bisa dilakukan secara masif. Mulai dari hambatan teknologi, biaya, hingga aksesibilitas.
Untuk itu, ilmuwan di seluruh dunia terus berinovasi untuk menciptakan panel surya yang lebih efektif, serta mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Memangnya, apa saja inovasi panel surya yang saat ini sedang dikembangkan?
7 Inovasi Teknologi Panel Surya
Dari banyaknya inovasi teknologi panel surya yang dicetuskan oleh beberapa tim ilmuwan dari seluruh dunia, berikut adalah tujuh di antaranya yang wajib untuk Anda ketahui:
1. Panel surya kristal perovskite
Umumnya, untuk menangkap sinar matahari, sebuah panel surya menggunakan bahan yang berasal dari polysilicon murni. Sayangnya, bahan ini hanya dapat menyerap sekitar 34% dari sinar matahari tersebut. Oleh karena itu, ilmuwan terus mengembangkan penggunaan bahan lainnya untuk menyerap sinar matahari yang tidak terserap oleh polysilicon.
Saat ini, opsi yang sedang dikembangkan adalah material berbahan dasar dari kristal perovskite. Jika digunakan bersamaan dengan material yang berbahan silikon, perovskite dapat meningkatkan penyerapan sinar matahari yang diubah menjadi energi listrik. Namun, masalah terbesar dari perkembangan material satu ini adalah daya tahannya yang belum teruji.
2. Solar window
Solar window adalah sebuah teknologi yang cara kerjanya sama seperti panel surya biasa. Hanya saja, panel surya yang digunakan menjadi solar window bersifat transparan alias tembus pandang. Oleh karena itu, panel surya solar window bisa dipasang sebagai pengganti jendela, tidak harus di pasang di solar farm, atau atap suatu bangunan.
3. Solar paint
Tidak hanya dikembangkan untuk meningkatkan tingkat efektivitas panel surya silikon, saat ini kristal perovskite juga sedang dikembangkan untuk menjadi solar paint. Sesuai namanya, solar paint adalah sebuah cat yang bisa digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Namun, hingga saat ini produk yang telah dikeluarkan masih berupa prototype saja.
4. Lapisan film surya tipis
Saat ini, beberapa kelompok ilmuwan di seluruh dunia juga sedang mengembangkan panel surya dengan ketebalan setipis mungkin. Tujuannya agar panel surya menjadi sumber energi yang lebih portable serta lebih mudah diimplementasikan untuk kebutuhan sehari-hari.
5. Panel spektrum inframerah
Umumnya, panel surya menyerap cahaya matahari yang gelombangnya termasuk ke dalam visible light atau cahaya tampak. Artinya, ada jenis gelombang lainnya yang tidak terserap oleh panel surya konvensional. Untuk itu, ilmuwan mengembangkan penggunaan vanadium dan titanium yang dapat menangkap gelombang cahaya matahari yang termasuk pada cahaya inframerah.
6. Peternakan tenaga surya terapung
Umumnya, sebuah solar farm atau peternakan tenaga surya membutuhkan lahan yang sangat luas. Tentunya ini menjadi masalah bagi daerah yang memiliki keterbatasan lahan. Oleh karena itu, saat ini ada beberapa daerah yang menerapkan peternakan tenaga surya terapung. Salah satunya bisa Anda temukan di Dezhou Dingzhuang, Shandong, Cina.
7. Panel surya aktif 24 jam
Siapa bilang panel surya hanya bisa menghasilkan energi listrik saat langit cerah? Beberapa ilmuwan telah mengembangkan solusi agar sebuah panel surya dapat menghasilkan energi listrik selama 24 jam dalam cuaca apa pun, termasuk ketika turun hujan maupun saat malam hari.
Agar panel surya bisa bekerja pada malam hari, ilmuwan memanfaatkan perbedaan suhu antara panel surya yang mendingin saat malam tiba, dengan udara sekitar yang masih hangat. Nantinya, panas dari udara ini akan bergerak melewati thermoelectric generator. Nah, alat inilah yang bisa mengubah kalor yang lewat menjadi sebuah energi listrik.
Sedangkan untuk mengatasi panel surya yang tidak bisa menghasilkan listrik saat hujan tiba, sekelompok ilmuwan dari Cina memiliki solusi yang cukup unik. Mereka menempelkan lapisan triboelectric nanogenerator (TENG) pada permukaan panel surya konvensional. Dengan alat tersebut, gesekan yang dihasilkan antara tetesan air hujan dengan permukaan panel surya dapat berubah menjadi energi listrik.
Selain beberapa inovasi tersebut, hingga saat ini masih banyak inovasi lainnya yang terus bermunculan mengenai perkembangan panel surya. Hal ini tentu saja sejalan dengan tujuan global untuk meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan agar dampak krisis iklim bisa berkurang. Anda sendiri juga bisa membantu usaha global ini dengan menerapkan penggunaan panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari.
Tertarik menggunakan PLTS Atap untuk rumah tangga? Hitung dulu kebutuhan Anda dengan kalkulator surya dari SolarHub, ya! Setelah itu, barulah Anda dapat mencari vendor jasa instalasi PLTS Atap melalui direktori SolarHub.
Referensi:
https://iesr.or.id/memacu-pemanfaatan-energi-surya-di-indonesia
https://iesr.or.id/menyediakan-pembiayaan-terjangkau-untuk-transisi-energi
https://www.weforum.org/agenda/2022/05/solar-panels-work-in-dark/
https://interestingengineering.com/innovation/solar-panels-new-materials-cheaper-better
https://solartechadvisers.com/innovations-in-solar-energy/#1-new-innovations-in-solar-energy-
https://solarhub.id/listing-category/perusahaan
https://kalkulator.solarhub.id